Cari Blog Ini

Selasa, 26 Juli 2011

jenis sapi perah


PENDAHULUAN
 Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.
Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni.
Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia.
 Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai 385 juta m2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari). Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan
Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein.


PEMBAHASAN
BANGSA SAPI PERAH
A.    Berdasarkan  Daerah Asalnya :
1.      Bangsa sapi perah tropis
a.      Abigar
Galur sapi perah dari Afrika timur, produksi susu sekitar 750 kg per laktasi. Bertubuh kurus, bertanduk panjang. Berwarna abu-abu.
abigar_1_web.jpg

b.      Sahiwal
        
Sapi Sahiwal berasal dari India dan Pakistan, tepatnya distrik Punjab.. Sapi ini merupakan tipe perah dari tropis yang terbaik didaerah asalnya. Kriteria sapi tersebut sebagai tersebut :
·         Potongan atau bentuk tubuh berat.
·         Berbadan besar, berat, panjang dan berdaging
·         Kaki pendek.
·         Warnanya kemerahan atau coklat muda, kadang-kadang terdapat warna putih.
·         Berat badan sapi jantan dewasa 500-600 kg, sedangkan sapi betina dewasa 450 kg
·         Tanduknya  sangat pendek bahkan pada sapi betina hanya berupa bungkul saja
·         Kulit sapi ini hampir tidak berpigmen dan kepala sapi pejantan lebar dan masif
·         Produksi air susu sekitar 1300 kg per tahun denngan kadar lemaknya 4-6% Bulunya sangat halus.
·         Ambing besar dan kadang-kadang bergantung.
c.       Red shindi
Sapi ini berasal dari India. Dalam segala hal hampir sama dengan Sahiwal tetapi dengan ukuran yang lebih kecil dengan kriteria sebagai berikut :
·       Bobot sapi betina dewasa 300-350 kg, jantan dewasa 400-454 kg.
·       bobot anak sapi betina baru lahir 18-20 kg, anak sapi jantan yang baru lahir 21-24 kg.
·       Produksi rata-rata untuk satu masa laktasi 1.662 atau berkisar 5-6 liter per hari.
·       Kadar lemaknya 4,9%.
   
d.      Gyr cattle
Merupakan salah satu dari kelas kerbau seperti red shindi dan sahiwal. Berasal dari india. Digunakan juga dalan pengembangan galur baru di amerika utara. Di brazil dan beberapa negara amerika selatan menggunakan sapi ini karena tahan terhadap temperatur panas dan penyakit tropis. Galur ini juga dikenal dengan produksi susunya. Betina berbobot rata-rata 385 kg dan tinggi 130 cm. Jantan berbobot rata-rata 545 kg dan tinggi 135 cm. Bertanduk sedang yang melengkung ke arah belakang. Berwarna merah, kuning, putih, dan kadang-kadang hitam. Di india produksi susu sekitar 1590 kg per laktasi dengan rekor produksi mencapai 3182 kg dengan lemak 4,5 %. Sedangkan di brazil rata-rata 3500 kg per laktasi dengan rekor dunia mencapai 17.120 kg susu.
   

e.       Girolanda
Merupakan galur campuran hasil persilangan antar galur gyr dengan holstein. Galur ini banyak diternakkan di negara brazil. Galur ini sangat terkenal karena ketahanan, produktivitas, dan biaya yang murah dalam perwatannya. Berwarna hitam dengan bercak-bercak putih atau sebaliknya. Ambing berwarna putih, kaki berwarna hitam.
     girolanda.jpg


f.       Jamaica Hope Cattle
Juga dikenal sebagai Jersey-Zebu atau Montgomery-Jersey. Berasal dari peternakan Hope di Jamaika. Merupakan galur campuran antar galur Jersey, Zebu, dan Holstein. Tahan terhadap suhu tinggi, memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap kutu, dan dapat memproduksi susu meskipun berada dalam lahan dengan makanan yang sedikit. Merupakan tipikal sapi galur tropis. Sapi betina berbobot sekitar 500 kg, jantan berbobot antara 700-800 kg. Seekor sapi betina dapat menghasilkan susu sebanyak 2500 kg per periode laktasi yaitu sekitar 305 hari. Mengandung lemak sekitar 5%.
    jamaica hope.jpg
g.      Frieswal
Hasil dari persilangan antara sahiwal dan friesian holestein. Dengan sifat-sifat yang muncul pada daerah tropis, Produksi susu yanag tinggi sekitar 3750 liter per sekali masa laktasi, calving interval dalam12 bulan, berperangai yang baik, susu mudah keluar, tahan terhadap parasit internal maupun eksternal dan kutu, toleransi terhadap cekaman panas, protein dan lemak susu yang tinggi, biaya pemeliharaan rendah, kemampuan mencari makan sendiri yang bagus, mudah dalm melahirkan.


h.      Aulie-Ata
Di temukan di kazakhstan. Merupakan hasil persilangan antara galur lokal kazakh dengan dutch black pied. Menghasilkan susu sebanyak 3745 kg per laktasi / tahun.
    


2.      Bangsa Sapi Perah Sub Tropis (Bos taurus) , (tidak tahan terhadap panas , produksi susu tinggi)


a.        Friesian Holstein





Asal sapi jenis Friesian Holstein adalah Friesland, Belanda. Di Indonesia sapi ini dikenal dengan nama Fries Holland (Soetarno, 2003). FH merupakan bangsa sapi perah terbesar yang paling menonjol di Amerika Serikat. Jumlahnya berkisar antara 80% sampai 90 % dari seluruh sapi perah yang ada. Ciri-ciri fisik sapi FH adalah warna rambutnya belang hitam putih dengan perbatasan tegas sehingga tidak terdapat warna bayangan.  Pada dahi ini terdapat warna putih berbentuk segitiga, pada bagian dada, perut bawah, kaki dari tracak sampai lutut dan rambut ekor kipas berwarna putih, memiliki tanduk berukuran kecil, menjurus ke depan
Sapi Fries Hollands atau disebut juga FH berasal dari negara Belanda Utara dengan kriteria sebagai berikut :
1.       Bobot badan Ideal sapi FH betina dewasa seitar 682 kg dan jantan dewasa sekitar 1000 kg..
2.       Kadar lemak susu FH 3,65% dengan rata-rata 7.245 kg per laktasi di Amerika Serikat.
3.       Bulu sapi FH pada umumnya bewarna hitam dan putih, namun ada juga yang bewarna merah dan putih dengan batas-batas warna yang jelas.
4.       Bobot anak sapi FH yang baru dilahirkan mencapai 43 kg.
5.       Sapi FH sangat populer sebagai sapi perah. Pertama dibawa dari pulau Fries Land barat Belanda dan sebagian dari Australia serta Selandia baru, Amerika, Kanada, dan Jepang. Warnanya putih dan hitam dan sangat disukai peternak
6.       Sapi FH memiliki performansi yang baik sebagai penghasil daging dan susu. Distribusinya sebagian di dataran tinggi (700 m di atas permukaan laut) dengan temperatur antara 16-23o C, lembab dan basah di pulau Jawa.
7.       Berat pedet yang baru Sapi dara dapat dikawinkan pada umur 15 bulan, jika berat badan sudah mencapai 400 kg, diharapkan umur pada waktu pertama kali melahirkan antara 24-27 bulan. Lama kebuntingan sekitar 9 bulan. Dengan lama produksi sekitar 6 tahun. Produksi susunya di Amerika 8.000 liter dengan lemak 330 kg  dan protein 275 kg per ekor per tahun


b.      Ayrshire



 








Ayr adalah daerah tempat dikembangkannya sapi jenis Ayrshire. Daerah ini berada di bagian barat daya Skotlandia. Nenek moyang sapi Ayrshire adalah Bos (Taurus) Typicus Primigenius dan Bos (Taurus) Typicus Longifrons.Kemampuan merumput  sapi ini sangat rendah karena wilayah tersebut dingin dan lembab, ditambah dengan padang rumput tidak banyak tersedia. Dengan demikian jenis ternak tersebut terseleksi secara alamiah. Secara fisik Pola warna bangsa sapi Ayrshire bervariasi dari merah dan putih sampai warna mahagoni dan putih. Bangsa sapi ini lebih bersifat gugup atau terkejut bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lain. Para peternak dahulu nampak masih berhati-hati dalam usaha mereka dalam melakukan seleksi kearah tipe yang bagus. Hasil itu masih nampak dalam gaya penampilan, simetri, perlekatan ambing yang nampak, disamping kehalusan dan kebersihannya sebagai tipe perah. Sapi Ayrshire hanya termasuk dalam peringkat sedang dari sudut daging serta pedet yang dilahirkan. Rata-rata bobot badan sapi betina dewasa 1250 pound dan sapi jantan mencapai 1600-2300 pound. Produksi susu menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 10312 pound dengan kadar lemak.
c.       Brown Swiss











Bangsa sapi Brown Swiss adalah bangsa sapi perah tertua yang berasal dari spesies sapi liar sub-spesies Bos (Taurus) Typicus Longifrons. Brown Swiss adalah jenis sapi yang dikembangkan di lereng-lereng pegunungan di negara Swiss. Sapi-sapi ini memiliki kemampuan merumput yang baik karena terbiasa merumput di kaki-kaki gunung pada musim semi sampai lereng yang paling tinggi selama musim panas
Kriteria sebagai berikut :
1.       Bobot badannya terberat kedua setelah sapi FH.
2.       Warna bulu cokelat dengan ragam ragam dari cokelat terang   sampai cokelat gelap.
3.       Susu sapi Brown Swiss biasanya diolah menjadi keju.
4.       Bobot badan sapi betina dewasa 1200-1400 pound, sedang sapi   jantan Brown Swiss 1600-2400 pound
5.       Kadar lemak susu sapi Brown Swiss rendah.
6.       Produksi susu rata-rata mencapai 10860 pound dengan kadar lemak 4,1% dan warna lemak susunya agak putih
7.       Produksi susu rata-rata 5.939 per laktasi.
d.      Guernsey










Bangsa sapi Guernsey dikembangkan di pulau Guernsey, salah satu dari pulau-pulau yang terletak di selat antara Perancis dan Inggris. Pulau tersebut dikenal karena padang rumputnya yang bagus, sehingga pada awal seleksinya, sifat-sifat dan kemampuan merumput bukan hal penting yang terlalu diperhatikan.
Secara umum sapi perah dewasa dapat dicirikan dengan kepala panjang, sempit halus, sedikit kurus, dan tidak berotot. Leher panjang dan lebarnya sedang, besar gelambirnya sedang, dan lipatan kulit leher halus. Pinggang pendek dan lebar. Gumba punggung dan pinggang merupakan garis lurus yang panjang, kaki kuat tidak pincang dan jarak antar paha lebar. Badan berbentuk segitiga tidak terlalu gemuk dan tulang-tulang agak menonjol. Dada lebar, dan tulang rusuk panjang serta luas. Ambing besar, luas memanjang ke depan ke arah perut dan melebar sampai di antara paha. Produksi susu tinggi . Umur 3,5-4,5 tahun, sudah pernah beranak. Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu yang tinggi. Tubuh sehat dan bukan pembawa penyakit.
Bangsa sapi Guernsey dikembangkan di pulau Guernsey di Inggris. Pulau tersebut terkenal dengan padang rumputnya yang bagus, sehingga pada awal-awal seleksinya, sifat-sifat kemampuan merumput bukan hal penting yang terlalu diperhatikan. Sapi perah Guernsey berwarna coklat muda dengan totol-totol putih yang nampak jelas. Sapi tersebut sangat jinak, tetapi karena lemak badannya yang berwarna kekuningan serta ukuran badan yang kecil menyebabkan tidak disukai untuk produksi susu dengan warna kuning yang mencerminkan kadar karoten yang cukup tinggi (karoten adalah pembentuk atau prekusor vitamin A). disamping itu, kadar lemak susu serta kadar bahan padat susu yang tinggi. Bobot badan rata-rata sapi betina dewasa 1100 pound dengan kisaran antar 800-1300 pound. Sedangkan bobot sapi jantan dewasa dapat mencapai 1700 pound. Produksi susu sapi Guernsey menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 9179 pound dengan kadar lemaknya 4,7%
e.       Jersey
Bangsa Sapi ini terbentuk di Pulau Jersey yang terletak di selat Channel antara Prancis dan Inggris. Nenek moyang dari sapi Jersey adalah sapi liar Bos (Taurus) Typicus Longifrons yang kemudian dikawin silangkan dengan sapi di Paris dan Normandia (Prancis). Kriteria sapi Jersey sebagai berikut :
1.       Badan sapi Jersey  memiliki badan paling kecil diantara bangsa sapi perah lainnya.
2.       Warna sapi bervariasi dari abu-abu terang sampai hitam. Paha, kepala dan bahu sapi warnanya lebih gelap daripada warna tubuhnya.
3.       Kadar lemak susunya tinggi 4,85%
4.       Ukuran sapi kecil berkisar 360 sampai 540 kg untuk sapi betina dan 540 sd 820 kg untuk sapi pejantan.
5.       Memiliki sifat nerveous atau gelisah dan bereaksi cepat terhadap rangsangan. dengan kata lain sapi jersey tidak begitu jinak.
6.       Susu yang berasal dari sapi yang berwarna coklat ini, warnanya kuning karena kandungan karotennya tinggi serta persentase lemak dan bahan padatnya juag tinggi. Seperti halnya sapi Guernsey, sapi Jersey tidak disukai untuk tujuan produksi daging serta pedet yang akan dipotong
f.       Australian Milking Zebu
Merupa
kan sapi hasil kombinasi dari beberapa galur, yaitu sahiwal dan red shindi, dengan jersey, beberapa gen dari illawara, guernsey, dan friesian juga dimasukkan. Tahan terhadap panas, dan kutu. Memiliki warna, tanda-tanda, dan bentuk dari jersey, tetapi juga menujukkan turunan dari shiwal dan red shindi dengan  kulit mereka yang longgar. Menghasilkan susu sebanyak 2700 kg per laktasi/tahun.

1 komentar:

  1. Waou Panjang lebar juga Gan, bermanfaat Gan ,., membuah hasil PO 😙😙 racikan seo'y dong sekalian nih ane titip Y http://download-ebookgratiss.blogspot.co.id

    BalasHapus